PENGERTIAN
AL-QUR’AN
Secara
etimologi al qur’an berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qira’atan, atau qur’anan
yang berarti mengumpulkan ( Al-Ajma’uh) dan menghimpun (Al-Dhommuh) huruf-huruf
serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain secara teratur. Dikatakan
Al-Qur’an karena ia berisikan inti sari semua kitabullah dan inti sari dari
ilmu pengetahuan[1].
Sedangkan
pengertian secara terminologi dapat dipahami dari pandangan ulama’, salah
satunya adalah, Muhammda Salim Muhsin dalam bukunya Tarrikh Al-Qur’an Al-Karim menyatakan bahwa:
“Al-Qur’an adalah firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan
dinukil/diriwayatkan kepada kita dengan jalan yang mutawatir dan membacanya
adalah ibadah serta sebagai penentang(bagi yang tidak percaya) walaupun surat
terpendek[2]”.
Qur’an
dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada Muhammad SAW.
Sehingga Qur’an menjadi nama khas kitab itu, sebagai nama diri. Dan secara
gabungan kata itu dipakai untuk nama Qur’an
secara keseluruhan, begitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Maka jika kita
mendengar orang membaca Al-Qur’an, kita boleh mengatakan bahwa ia sedang
membaca Al-Qur’an.
(208
:لآعرفا).....وَاَنْصِتُوْالهُسْتَمِعُوْافَاالْقُرْانَوَاذَاقُرِئَ
“Dan apabila dibacakan Qur’an, maka
dengarlah dan perhatikanlah....”
(al-A’rof : 208)
Sebagian
ulama’ menyebutkan bahwa penamaan kitab ini dengan nama Qur’an diantara kitab-kitab Allah itu karena kitab ini mencangkup
inti dari semua ilmu. Hal ini diisyaratkan dalam firmannya :
وَنَزلْنَاعَلَيْكَّالْكِتاَبَتِبْياَناًلِكُلِّ
شيءٍ......(النحل: 89)
“Dan
kami turunkan kepadamu al-kitab (Qur’an) sebagai penjelasan bagi segala
sesuatu.” (an-Nahl: 89)
Qur’an
memang sukar diberi batasan dengan definisi-definisi logika yang mengelompokkan
segala jenis, bagian-bagian serta ketentuan-ketentuannya yang khusus, sehingga
definisi Qur’an mempunyai batasan yang benar-benar konkrit. Definisi yang
konkrit untuk Qur’an ialah menghadirkannya dalam pikiran atau dalam realita
seperti misalnya kita menunjuk sebagai Qur’an kepada yang tertulis di dalam
mushaf atau terbaca dengan lisan. Untuk itu kita katakan: Qur’an adalah apa
yang ada di antara dua jilid buku, atau kita katakan juga: Qur’an ialah bismillahr rahmanir rahim, al-hamdulillahi
rabbil alamin ....... sampai dengan minal
jinnati wannas.[3]
Al-Qur’anul
Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh
kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad SAW
untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta
membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah SAW menyampaikan Qur’an itu
kepada para sahabatnya, orang-orang Arab asli, sehiangga mereka dapat
memahaminya berdasarkan naluri mereka. Apabila mereka mengalami ketidak jelasan
dalam memahami suatu ayat, mereka menanyakan kepada Rasulullah.[4]
ISIdan PESAN-PESAN AL-QUR’AN
Al-qur’an diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW kurang lebih selama 23 tahun dalam dua fase, yaitu 13
tahun pada fase sebelum beliau hijrah ke Madinah (Makkiyah), dan 10 tahun pada
fase sesudaah hijrah ke Madinah (Madaniyyah). Isi Al-qur’an terdiri atas 114
surat, 6236 ayat, 74437 kalimat, dan 325345 huruf. Proporsi masing-masing fase
tersebut adalah 19/30 (86 surat), untuk ayat-ayat Makkiyah, dan 11/30 (28
surat) untuk ayat-ayat Madaniyah.
Dari keseluruhan isi
Al-qur’an itu, pada dasarnya mengandung pesan-pesan sebagai berikut:
1. Masalah
tauhid, termasuk didalamnya masalah kepercayaan terhadap yang gaib.
2. Masalah
ibadah, yaitu kegiatan-kegiatan dan perbuatan-perbuatan yang mewujudkan dan
menghidupkan di dalam hati dan jiwa.
3. Masalah
janji dan ancaman, yaitu janji dengan balasan baik kepada mereka yang berbuat
baik, dan ancaman atau siksa bagi mereka yang berbuat jahat, janji akan
memperoleh kebahagiaan dunia akhirat dan ancaman akan mendapat kesengsaraan
dunia akhirat, janji dan ancaman di akhirat berupa surge dan neraka.
4. Jalanmenujukebahagiaanduniaakhirat,
berupaketentuan-ketentuandanaturan-aturan yang hendaknyadipenuhi agar
dapatmencapaikeridhoan Allah.
5. Riwayatdancerita,
yaitusejarah orang-orang terdahulubaiksejarahbangsa-bangsa, tokoh-tokoh,
maupunNabidanRasul.
Selanjutnya Abdul Wahab
Khalaf lebih merinci pokok-pokok kandungan (pesan-pesan) Al-Qur’an kedalam 3
(tiga), kategorinya yaitu :
a. Masalah
kepercayaan (i’tiqadiyah), yang berhubungandengan rukun iman kepada
Allah, Malaikat, kitabullah, rasulullah, hari kiebangkitan, dan takdir.
b. Masalahetika (khuluqiyah)
,berkaitandenganhal-hal yang
dijadikanperhiasanbagiseseoranguntukberbuatkeutamaandanmeninggalkankehinaan.
c. Masalah
perbuatan dan ucapan (‘amaliyah), terbagi kedalam 2 macam : (1) Masalah
ibadah,berkaitan dengan rukun islam, nazar, sumpah dan ibadah-ibadah lain yang mengatur
hubungan manusia dan Allah SWT (2) Masalah muamalah, seperti akad,
pembelanjaan, hukuman, jinayat, dan sebagainya yang mengatur hubungan antara
manusia dengan manusia lain, baik perseorangan maupun kelompok.[5]
FUNGSI AL-QUR’AN
Al-Qura’an diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW untuk di sampaikan untuk umat manusia, sudah barang
tentu memiliki sekian banyak fungsi, baik bagi Nabi Muhammad itu sendiri maupun
bagi kehidupan manusia secara keseluruhan. Di antarafungsi Al-Qur’an sebagaiberikut :
1.
Buktikerasulan Muhammad dankenenaranajarannya
2.
Petunjukakidahdankepercayaan yang
harusdianutolehmanusia, yang tersimpuldalamkeimananakankeesaan Allah
dankepercayaanakankepastianadanyaharipembalasan.
3.
Petunjukmengenaiakhlak yang
murnidenganjalanmenerangkannorma-normakeagamaandansusila yang
harusdiikutiolehmanusiadalamkehidupannyasecara individual dankolektif.
4.
Petunjuksyari’atdanhukumdenganjalanmenerangkandasar-dasarhukum
yang harusdiikutiolehmanusiadalamhubunagannyadengantuhandan sesame manusia.
Ataudengan kata lain, Al-Qur’an adalahpetunjukbagiseluruhmanusiakejalan yang
harusditempuh demi kebahagiaanhidup di duniadanakhirat.
Lebihdariitu, fungsi Al-Qur’an
adalahsebagaihujahumatmanusia yang merupakansumbernilaiobjektif, universal,
danabadi, karenaditurunkandariDzat Yang MahaTinggi.Kehujahan Al-Qur’an
dapatdibenarkan, karenaiamerupakansumbersegalamacamaturantentanghukum,
sosialekonomi, kebudayaan, pendidikan, moral dansebagainya, yang
harusdijadikanpandanganhidupbagiseluruhumat Islam
dalammemecahkandalamsuatupersoalan (QS. Al-a’raf: 158; an-Nahl:
59;al-Ahzab:36). Demikianjuga Al-Qur’an jugaberfungsisebagai hakim yang
memberikankeputusanterakhirmengenaiperselisihandikalanganparapemimpin, dan
lain-lain.Sekaligussebagaikorektor yang mengoreksi ide, kepercayaan, undang-undang
yang salahdikalanganumatberagama.Olehkarenaitu, Al-Qur’an
merupakanpenguatkebenarankitab-kitabsuciterdahulu yang di anggappositif,
danmemodifikasiajaran-ajaran yang using denganajaran-ajaran yang baru yang di
anggaplebihpositif.Fungsiituberlakukarenaisikitab-kitabsuciterdahuluterdapatperubahandanperombakandariaslinyaolehparapemeluknya,
disampingitujugasebagianisinya di anggapkurangrelevandenganperubahanzamandantempat.[6]
BUKTI-BUKTI AUTENTISITAS AL-QUR’AN
Al-Qur’an
merupakankitab yang autentisitasnyadijaminoleh Al-Qur’an dansenantiasa di
peliharasampaiakhirzaman.
Untukmenunjukkanbukti-buktiautentisitasnya
Al-Qur’an dapatdigunakanberbagaipendekatan,
yaitudenganmelihatciri-ciridansifatdari Al-Qur’an itusandiri,
sertamelihataspekkesejarahannyadanpengakuan-pengakuanpihakcendikiawannonmuslimterhadapkebenaran
Al-Qur’an itusendiri.
a. DilihatdariCiri-ciridanSifatdari Al-Qur’an itusendiri,
AutentisitasnyaBisaDilihatdariAspek-aspeksebagaiberikut
:
I.
KeunikanRedaksi Al-Qur’an
Al-Qur’an di pandangsebagaimukjizatNabi SAW
yang berfungsiuntukmelegitimasikerasulannya.Kemukjizatannyaitutidakhanyaterbataspadamakna-maknaobjektif
yang terkandung di dalamnya,
tetapijugalafaldanredaksinyamerupakankutipanlangsungdarifirman Allah,[7]karenaitutidakmungkinditemukanadanyakeganjilan-keganjilanredaksinya,
dankalauterjadidemikian, misalnyakarenaadanyaulahdarimanusia yang
berusahamenggantimengubahnya, makaakansegera di ketahuibahwaitubukanlahredaksi
Al-Qur’an.
Sistematikaredaksi Al-Qur’an
telahditatasedemikianrupaoleh Allah SWT, sehinggaditemukannyamunasabah
(keserasian yang ditemukandalamayat-ayatdansurat-surat Al-Qur’an),
yaitukeserasianantarasatukalimatdengankalimat lain dalamsatuayat,
antarasatuayatdenganayat lain dalambanyakayat, antarafashilahdengankandungansurat,
antarasatusuratdengansuratlainnya,
antaramukadimahsatusuratdengansuratakhirsurat,
antaraakhirsatusuratdenganawalsuratberikutnya,
danatauantaranamasuratdengankandungansurat.
II.
Kemukjizatan Al-Qur’an
Kemukjizatan (I’jaz) adalahmenetapkankelemahan, Kelemahanmenurutpengertianumumadalahketidakmampuanmengerjakansesuatu,
sebagailawandarikemampuan, sehinggabilakemukjizatantelahterbukti,
makanampaklahkemampuanmu’jiz (sesuatu yang melemahkan).Dan
mukjizatnyaadalahsesuatuhal yang luarbiasa yang minculdariparaNabiatauRasul yang
disertaidengantantangandanselamatdaripahlawan.
Al-Qur’an digunakanolehNabi SAW untukmenantang orang-orang
padamasabeliaudangenerasisesudah yang tidakpercayaakankebenaranAl-Qur’an
sebagaifirman Allah (bukanciptaan Muhammad) dantidakpercayaakanrisalahNabi SAW
danajaran yang dibawanya.
Adapunsegi-segikemukjizatan Al-Qur’an
setidak-tidaknyadapatdilihatdaritigaaspek, yaitu :
1. Aspekkeindahandanketelitianredaksi-redaksinya,
yakniaspeksusunanredaksinya yang mencapaipuncaktertinggidarisastrabahasaarab.
2. Isyarat-isyaratilmiah, yakniaspekilmupengetahuandariberbagaidisiplin
yang disyaratkannya.
3. Aspekpemberitaan-pemberitaangaibnya, termasukdidalamnyaramalan-ramalan
yang di ungkapkan, yang sebagiantelahterbuktikebenarannya.
b. Autentisitas Al-Qur’an DilihatdariKesejarahannya
Ada beberapa factor yang
mendukungpembuktianautentisitas Al-Qur’an dilihatdariaspekkesejarahan,
yaitubahwa :
1) Masyarakatarab yang hiduppadamasaturunnya Al-Qur’an adalahmasyarakat
yang tidakmengenalbacatulis, sehinggasatu-satunyaandalanmerekaadalahhafalan.
2) Masyarakatarab (khususnyapadamasaturunnya Al-Qur’an) di
kenalsebagaimasyarakatsederhanadanbersahaja,.
3) Masyarakatarabsangatcenderungmembanggakankesusastraan.
4) Al-Qur’an (demikianjugaRasulullah SAW) menganjurkandanmempelajarinya,
dananjurantersebutmendapatsambutan yang sangathangat.
Al-Qur’an
diturunkanselama 23 tahun, yang proses
penurunannyakadangkalahanyaturunsatuayat, atausampaisepuluhayat. Setiap kali
ayat-ayatituturun, beliaumenghafalnyadalamhati,
sebabbangsaarabsecarakodratimemangmemilkidayahafal yang kuat. Hal
inikarenapadaumumnyamerekabutahuruf, sehinggadalampenulisanberita-berita,
syair-syair, dansilsilahmerekadilakukandengancatatan di hatimereka.
Sehubungandenganitu, walaupunRasulullah SAW
danparasahabatnyamenghafal Al-Qur’an, namungunamenjaminterpeliharanyawahyutersebut,
makabeliautidakhanyamengandalkanpadahafalan,
tetapijugatulisan.Beliautelahmengangkatparapenuliswahyu Al-Qur’an
darisahabat-sahabatnya yang terkemuka, seperti : Ali, Mu’awiyah, Ubay bin
Ka’ab, Zaid bin Tsabit, dan lain-lain. Bilaayatturun,
beliaumemanggildanmemerintahkanmerekauntukmenuliskanayat-ayat yang
baruditerimanya, danmenunjukkantempatdanurutanayattersebutdalamsurat,
sehinggapenulisanpadalembaranitumembantupenghafalandalamhati. Disampingitu,
sebagiansahabatnyajugamenuliskan Al-Qur’an yang
turunituataskehendaknyaatauinisiatifsendiri, tanpadiperintaholehNabi.
Merekamenulisnyapadapelepahkurma,
lempenganbatu, daunlontar, kulitataudaunkayu, pelanak,
potongantulangbelulangbinatang, inimenunjukkanbetapabesarkesulitan yang dipikulparasahabatdalammenuliskan
Al-Qur’an.Alat-alattulistidakcukuptersediabagimereka, kecualisarana-sarana yang
adatersebut.Tetapidenganpenulisan Al-Qur’an semakinmenambahhafalanmereka.[8]
[1]Manna’
Khalil al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum
Al-Qur’an, (Riyadh: Maktabah Ma’arif, 1981).
[2]Muhaimin,
Kawasan dan Wawasan Studi Islam,
2005.
[3]Manna’
Khalil al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum
Al-Qur’an, (Riyadh: Maktabah Ma’arif, 1981).
[4]Irawan, Al-Qur’an dalam Studi Perbandingan, 1982
[5]Muhaimin,
Kawasan dan Wawasan Studi Islam,
2005.
[6]Muhaimin,
Kawasan dan Wawasan Studi Islam,
2005.
[7]Abdul Hamid Hakim, al-bayan, 1983
[8]Muhaimindkk,KawasandanWawasanStudi
Islam, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar