Breaking News

Translate

Senin, 30 Maret 2015

Sumber Ajaran Islam



PENGERTIAN AL-QUR’AN
Secara etimologi al qur’an berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qira’atan, atau qur’anan yang berarti mengumpulkan ( Al-Ajma’uh) dan menghimpun (Al-Dhommuh) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain secara teratur. Dikatakan Al-Qur’an karena ia berisikan inti sari semua kitabullah dan inti sari dari ilmu pengetahuan[1].
Sedangkan pengertian secara terminologi dapat dipahami dari pandangan ulama’, salah satunya adalah, Muhammda Salim Muhsin dalam bukunya Tarrikh Al-Qur’an Al-Karim menyatakan bahwa:
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan dinukil/diriwayatkan kepada kita dengan jalan yang mutawatir dan membacanya adalah ibadah serta sebagai penentang(bagi yang tidak percaya) walaupun surat terpendek[2]”.
Qur’an dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada Muhammad SAW. Sehingga Qur’an menjadi nama khas kitab itu, sebagai nama diri. Dan secara gabungan  kata itu dipakai untuk nama Qur’an secara keseluruhan, begitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Maka jika kita mendengar orang membaca Al-Qur’an, kita boleh mengatakan bahwa ia sedang membaca Al-Qur’an.
(208 :لآعرفا).....وَاَنْصِتُوْالهُسْتَمِعُوْافَاالْقُرْانَوَاذَاقُرِئَ
“Dan apabila dibacakan Qur’an, maka dengarlah dan perhatikanlah....” (al-A’rof : 208)
Sebagian ulama’ menyebutkan bahwa penamaan kitab ini dengan nama Qur’an diantara kitab-kitab Allah itu karena kitab ini mencangkup inti dari semua ilmu. Hal ini diisyaratkan dalam firmannya :
وَنَزلْنَاعَلَيْكَّالْكِتاَبَتِبْياَناًلِكُلِّ شيءٍ......(النحل: 89)
“Dan kami turunkan kepadamu al-kitab (Qur’an) sebagai penjelasan bagi segala sesuatu.” (an-Nahl: 89)
Qur’an memang sukar diberi batasan dengan definisi-definisi logika yang mengelompokkan segala jenis, bagian-bagian serta ketentuan-ketentuannya yang khusus, sehingga definisi Qur’an mempunyai batasan yang benar-benar konkrit. Definisi yang konkrit untuk Qur’an ialah menghadirkannya dalam pikiran atau dalam realita seperti misalnya kita menunjuk sebagai Qur’an kepada yang tertulis di dalam mushaf atau terbaca dengan lisan. Untuk itu kita katakan: Qur’an adalah apa yang ada di antara dua jilid buku, atau kita katakan juga: Qur’an ialah bismillahr rahmanir rahim, al-hamdulillahi rabbil alamin ....... sampai dengan minal jinnati wannas.[3]
Al-Qur’anul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah SAW menyampaikan Qur’an itu kepada para sahabatnya, orang-orang Arab asli, sehiangga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka. Apabila mereka mengalami ketidak jelasan dalam memahami suatu ayat, mereka menanyakan kepada Rasulullah.[4]











ISIdan PESAN-PESAN AL-QUR’AN
Al-qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW kurang lebih selama 23 tahun dalam dua fase, yaitu 13 tahun pada fase sebelum beliau hijrah ke Madinah (Makkiyah), dan 10 tahun pada fase sesudaah hijrah ke Madinah (Madaniyyah). Isi Al-qur’an terdiri atas 114 surat, 6236 ayat, 74437 kalimat, dan 325345 huruf. Proporsi masing-masing fase tersebut adalah 19/30 (86 surat), untuk ayat-ayat Makkiyah, dan 11/30 (28 surat) untuk ayat-ayat Madaniyah.
Dari keseluruhan isi Al-qur’an itu, pada dasarnya mengandung pesan-pesan sebagai berikut:
1.      Masalah tauhid, termasuk didalamnya masalah kepercayaan terhadap yang gaib.
2.      Masalah ibadah, yaitu kegiatan-kegiatan dan perbuatan-perbuatan yang mewujudkan dan menghidupkan di dalam hati dan jiwa.
3.      Masalah janji dan ancaman, yaitu janji dengan balasan baik kepada mereka yang berbuat baik, dan ancaman atau siksa bagi mereka yang berbuat jahat, janji akan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat dan ancaman akan mendapat kesengsaraan dunia akhirat, janji dan ancaman di akhirat berupa surge dan neraka.
4.      Jalanmenujukebahagiaanduniaakhirat, berupaketentuan-ketentuandanaturan-aturan yang hendaknyadipenuhi agar dapatmencapaikeridhoan Allah.
5.      Riwayatdancerita, yaitusejarah orang-orang terdahulubaiksejarahbangsa-bangsa, tokoh-tokoh, maupunNabidanRasul.
Selanjutnya Abdul Wahab Khalaf lebih merinci pokok-pokok kandungan (pesan-pesan) Al-Qur’an kedalam 3 (tiga), kategorinya yaitu :
a.       Masalah kepercayaan (i’tiqadiyah), yang berhubungandengan rukun iman kepada Allah, Malaikat, kitabullah, rasulullah, hari kiebangkitan, dan takdir.
b.      Masalahetika (khuluqiyah) ,berkaitandenganhal-hal  yang dijadikanperhiasanbagiseseoranguntukberbuatkeutamaandanmeninggalkankehinaan.
c.       Masalah perbuatan dan ucapan (‘amaliyah), terbagi kedalam 2 macam : (1) Masalah ibadah,berkaitan dengan rukun islam, nazar, sumpah dan ibadah-ibadah lain yang mengatur hubungan manusia dan Allah SWT (2) Masalah muamalah, seperti akad, pembelanjaan, hukuman, jinayat, dan sebagainya yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lain, baik perseorangan maupun kelompok.[5]


FUNGSI AL-QUR’AN
Al-Qura’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk di sampaikan untuk umat manusia, sudah barang tentu memiliki sekian banyak fungsi, baik bagi Nabi Muhammad itu sendiri maupun bagi kehidupan manusia secara keseluruhan. Di antarafungsi Al-Qur’an sebagaiberikut :
1.      Buktikerasulan Muhammad dankenenaranajarannya
2.      Petunjukakidahdankepercayaan yang harusdianutolehmanusia, yang tersimpuldalamkeimananakankeesaan Allah dankepercayaanakankepastianadanyaharipembalasan.
3.      Petunjukmengenaiakhlak yang murnidenganjalanmenerangkannorma-normakeagamaandansusila yang harusdiikutiolehmanusiadalamkehidupannyasecara individual dankolektif.
4.      Petunjuksyari’atdanhukumdenganjalanmenerangkandasar-dasarhukum yang harusdiikutiolehmanusiadalamhubunagannyadengantuhandan sesame manusia. Ataudengan kata lain, Al-Qur’an adalahpetunjukbagiseluruhmanusiakejalan yang harusditempuh demi kebahagiaanhidup di duniadanakhirat.

Lebihdariitu, fungsi Al-Qur’an adalahsebagaihujahumatmanusia yang merupakansumbernilaiobjektif, universal, danabadi, karenaditurunkandariDzat Yang MahaTinggi.Kehujahan Al-Qur’an dapatdibenarkan, karenaiamerupakansumbersegalamacamaturantentanghukum, sosialekonomi, kebudayaan, pendidikan, moral dansebagainya, yang harusdijadikanpandanganhidupbagiseluruhumat Islam dalammemecahkandalamsuatupersoalan (QS. Al-a’raf: 158; an-Nahl: 59;al-Ahzab:36). Demikianjuga Al-Qur’an jugaberfungsisebagai hakim yang memberikankeputusanterakhirmengenaiperselisihandikalanganparapemimpin, dan lain-lain.Sekaligussebagaikorektor yang mengoreksi ide, kepercayaan, undang-undang yang salahdikalanganumatberagama.Olehkarenaitu, Al-Qur’an merupakanpenguatkebenarankitab-kitabsuciterdahulu yang di anggappositif, danmemodifikasiajaran-ajaran yang using denganajaran-ajaran yang baru yang di anggaplebihpositif.Fungsiituberlakukarenaisikitab-kitabsuciterdahuluterdapatperubahandanperombakandariaslinyaolehparapemeluknya, disampingitujugasebagianisinya di anggapkurangrelevandenganperubahanzamandantempat.[6]



BUKTI-BUKTI AUTENTISITAS AL-QUR’AN
Al-Qur’an merupakankitab yang autentisitasnyadijaminoleh Al-Qur’an dansenantiasa di peliharasampaiakhirzaman.
Untukmenunjukkanbukti-buktiautentisitasnya Al-Qur’an dapatdigunakanberbagaipendekatan, yaitudenganmelihatciri-ciridansifatdari Al-Qur’an itusandiri, sertamelihataspekkesejarahannyadanpengakuan-pengakuanpihakcendikiawannonmuslimterhadapkebenaran Al-Qur’an itusendiri.

a.      DilihatdariCiri-ciridanSifatdari Al-Qur’an itusendiri,
AutentisitasnyaBisaDilihatdariAspek-aspeksebagaiberikut :
       I.            KeunikanRedaksi Al-Qur’an
Al-Qur’an di pandangsebagaimukjizatNabi SAW yang berfungsiuntukmelegitimasikerasulannya.Kemukjizatannyaitutidakhanyaterbataspadamakna-maknaobjektif yang terkandung di dalamnya, tetapijugalafaldanredaksinyamerupakankutipanlangsungdarifirman Allah,[7]karenaitutidakmungkinditemukanadanyakeganjilan-keganjilanredaksinya, dankalauterjadidemikian, misalnyakarenaadanyaulahdarimanusia yang berusahamenggantimengubahnya, makaakansegera di ketahuibahwaitubukanlahredaksi Al-Qur’an.
Sistematikaredaksi Al-Qur’an telahditatasedemikianrupaoleh Allah SWT, sehinggaditemukannyamunasabah (keserasian yang ditemukandalamayat-ayatdansurat-surat Al-Qur’an), yaitukeserasianantarasatukalimatdengankalimat lain dalamsatuayat, antarasatuayatdenganayat lain dalambanyakayat, antarafashilahdengankandungansurat, antarasatusuratdengansuratlainnya, antaramukadimahsatusuratdengansuratakhirsurat, antaraakhirsatusuratdenganawalsuratberikutnya, danatauantaranamasuratdengankandungansurat.

    II.            Kemukjizatan Al-Qur’an
Kemukjizatan (I’jaz) adalahmenetapkankelemahan, Kelemahanmenurutpengertianumumadalahketidakmampuanmengerjakansesuatu, sebagailawandarikemampuan, sehinggabilakemukjizatantelahterbukti, makanampaklahkemampuanmu’jiz (sesuatu yang melemahkan).Dan mukjizatnyaadalahsesuatuhal yang luarbiasa yang minculdariparaNabiatauRasul yang disertaidengantantangandanselamatdaripahlawan.
Al-Qur’an digunakanolehNabi SAW untukmenantang orang-orang padamasabeliaudangenerasisesudah yang tidakpercayaakankebenaranAl-Qur’an sebagaifirman Allah (bukanciptaan Muhammad) dantidakpercayaakanrisalahNabi SAW danajaran yang dibawanya.
Adapunsegi-segikemukjizatan Al-Qur’an setidak-tidaknyadapatdilihatdaritigaaspek, yaitu :
1.      Aspekkeindahandanketelitianredaksi-redaksinya, yakniaspeksusunanredaksinya yang mencapaipuncaktertinggidarisastrabahasaarab.
2.      Isyarat-isyaratilmiah, yakniaspekilmupengetahuandariberbagaidisiplin yang disyaratkannya.
3.      Aspekpemberitaan-pemberitaangaibnya, termasukdidalamnyaramalan-ramalan yang di ungkapkan, yang sebagiantelahterbuktikebenarannya.

b.      Autentisitas Al-Qur’an DilihatdariKesejarahannya
Ada beberapa factor yang mendukungpembuktianautentisitas Al-Qur’an dilihatdariaspekkesejarahan, yaitubahwa :
1)      Masyarakatarab yang hiduppadamasaturunnya Al-Qur’an adalahmasyarakat yang tidakmengenalbacatulis, sehinggasatu-satunyaandalanmerekaadalahhafalan.
2)      Masyarakatarab (khususnyapadamasaturunnya Al-Qur’an) di kenalsebagaimasyarakatsederhanadanbersahaja,.
3)      Masyarakatarabsangatcenderungmembanggakankesusastraan.
4)      Al-Qur’an (demikianjugaRasulullah SAW) menganjurkandanmempelajarinya, dananjurantersebutmendapatsambutan yang sangathangat.
Al-Qur’an  diturunkanselama 23 tahun, yang proses penurunannyakadangkalahanyaturunsatuayat, atausampaisepuluhayat. Setiap kali ayat-ayatituturun, beliaumenghafalnyadalamhati, sebabbangsaarabsecarakodratimemangmemilkidayahafal yang kuat. Hal inikarenapadaumumnyamerekabutahuruf, sehinggadalampenulisanberita-berita, syair-syair, dansilsilahmerekadilakukandengancatatan di hatimereka.
Sehubungandenganitu, walaupunRasulullah SAW danparasahabatnyamenghafal Al-Qur’an, namungunamenjaminterpeliharanyawahyutersebut, makabeliautidakhanyamengandalkanpadahafalan, tetapijugatulisan.Beliautelahmengangkatparapenuliswahyu Al-Qur’an darisahabat-sahabatnya yang terkemuka, seperti : Ali, Mu’awiyah, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, dan lain-lain. Bilaayatturun, beliaumemanggildanmemerintahkanmerekauntukmenuliskanayat-ayat yang baruditerimanya, danmenunjukkantempatdanurutanayattersebutdalamsurat, sehinggapenulisanpadalembaranitumembantupenghafalandalamhati. Disampingitu, sebagiansahabatnyajugamenuliskan Al-Qur’an yang turunituataskehendaknyaatauinisiatifsendiri, tanpadiperintaholehNabi.
Merekamenulisnyapadapelepahkurma, lempenganbatu, daunlontar, kulitataudaunkayu, pelanak, potongantulangbelulangbinatang, inimenunjukkanbetapabesarkesulitan yang dipikulparasahabatdalammenuliskan Al-Qur’an.Alat-alattulistidakcukuptersediabagimereka, kecualisarana-sarana yang adatersebut.Tetapidenganpenulisan Al-Qur’an semakinmenambahhafalanmereka.[8]

















[1]Manna’ Khalil al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, (Riyadh: Maktabah Ma’arif, 1981).
[2]Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, 2005.
[3]Manna’ Khalil al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, (Riyadh: Maktabah Ma’arif, 1981).

[4]Irawan, Al-Qur’an dalam Studi Perbandingan,  1982
[5]Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, 2005.
[6]Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, 2005.

[7]Abdul Hamid Hakim, al-bayan, 1983
[8]Muhaimindkk,KawasandanWawasanStudi Islam, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By